Tuesday, February 21, 2017

Pembunuhan Kim Jong Nam


Kim Jong-nam adalah putra sulung dari Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un. Dia tadinya disebut-sebut bakal menjadi pemimpin Korut selepas Kim Jong-il wafat. Namun pada 2001, dia ditangkap di Bandara Narita, Tokyo, Jepun, setelah mencoba masuk ke Negeri Sakura dengan passport Republik Dominika. Pada saat itu dia mengatakan ingin mengunjungi Disneyland di Jepun bersama keluarganya.


Sejak kes itu dia diusir ayahnya dan tinggal di Makau, Hong Kong, hingga Kim Jong-il mangkat pada 2011. Bahkan pernah pula dikabarkan bahwa Kim Jong-nam pernah datang ke Jakarta, Indonesia. Kim Jong-nam selama ini hidup bersembunyi karena risau adik tirinya, Kim Jong-un, memandang dia sebagai ancaman.


Pada hari kematiannya, Isnin 13 Februari 2017, Jong-nam menggunakan nama samaran Kim Chol dalam passport palsunya. Saat itu, dia menuju hendak terbang ke Makau melalui Kuala Lumpur International Airport . Rakaman CCTV di terminal dua memperlihatkan Jong-nam tampak sedang berdiri di depan mesin pendaftaran.

Tiba-tiba, seorang perempuan muda berambut pendek mendekatinya dari arah belakang. Perempuan yang akhir-akhir ini diketahui sebagai warga Vietnam, Doan Thi Huong, itu tampak mengenakan baju putih bertuliskan LOL dan celana ketat berwarna pink.

Berdasarkan ulasan Mirror, Jumat pada tanggal 17 Februari 2017, Huong ini diyakini bertugas sebagai pengalih perhatian. Sementara pembunuh sebenarnya yang diduga agen bayaran Korea Utara adalah seorang pria. Pelaku menyamar jadi perempuan dan dengan cepat membekap korban dengan sapu tangan atau kain yang sudah dicampur racun (risin). Risin adalah senyawa kimia beracun yang lebih mematikan daripada sianida. Racun ini bisa menimbulkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, sesak napas dan kematian. Mirip dengan risin, ada racun tetrodotoksin yang terkandung dalam hati ikan buntal.

Penyelidikan terhadap kematian Kim Jong-nam yang dikenal sebagai kakak tiri Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, terus bergulir. Pemeriksaan post-mortem sudah dilaksanakan, tetapi pihak hospital di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menangani, belum dapat menyiarkannya kepada khalayak ramai .

No comments:

Post a Comment