Friday, April 15, 2016

ANGAN dan NYATA

Dulu anganku ingin memiliki keluarga bahgia tanpa sengsara dan duka . Semakin usiaku meningkat semakin aku mengerti , hidup tidak semudah itu . Terasa pahit sekali kebenaran yang aku harus telan , selalu  bermain segala kemungkinan di benak kepalaku . Bisa aku hidup bahgia , bisa aku terbang bebas seperti burung helang  tanpa ditembak pemburu , bisa aku redah hutan tanpa dibaham binatang buas , bisa aku berenang di lautan biru terbentang luas tanpa lemas . Kenyataan ini begitu meyesakkan jiwa , dunia tidak seindah yang disangka ketika aku masih berlarian di laman rumahku , ketika aku masih dipimpin ibuku untuk ke sekolah , ketika aku mendongak ke langit menanyakan awan berwarna birukah , ketika aku mengira bintang di langit di waktu malam atau ketika aku merengek kelaparan kepada ibuku . Ya , aku takut mengejar mimpi , takut mimpi tidak menjadi seperti yang diinginkan , aku takut jika aku rebah di tengah jalan , aku takut dilukai dan melukai , aku takut jika aku sengsara , aku takut tidak bisa bangun dari jatuhku ...


Tapi kata ibuku , aku harus berdepan dengan alam nyata . aku bisa terbang bebas seperti helang , aku bisa meredah hutan , aku bisa meneroka lautan biru , biarpun terluka , biarpun lemas ...aku harus berani . Ketika ibu tiada di sisi . Ketika aku mendongak ke langit , air hujan mebasahi tubuhku . Ketika aku ingin  melihat matahari terbit , petir sambar menyambar . Ketika aku tidak punya wang untuk mengisi perutku . Aku mesti berani mengejar mimpiku , berani melihat angan menjadi nyata , berani rebah di jalanan , berani dilukai , berani menghadapi sengsara , berani berdiri teguh semula setelah rebah .



No comments:

Post a Comment